NLS/Kisaran – Sejak Senin (4/5) Lingkungan SPBU disetiap Pangkalan sudah mulai terlihat kembali ramai oleh para masyarakat yang ingin mendapatkan Bahan Bakar Minyak (BBM) khususnya Bensin di kota kisaran.
Banyak para masyarakat yang terlihat membawa derigen demi mendapatkan BBM, tetapi mereka harus merasa kecewa karena pihak SPBU tidak memperbolehkan kepada masyarakat yang ingin membeli BBM dengan Menggunakan Drigen.
Masyarakat yang membawa derigen sangat berharap bias mendapatkan BBM karena kebanyakan dari mereka datang dari Pedesaan yang jauh jangkauan dari SPBU.
Kekecewaan Terlihat di wajah-wajah mereka yang sebenarnya mendapatkan BBM untuk di jual di perkampungan dengan cara Eceran, dan Bagi Para yang tinggal di lingkungan SPBU menjadi kesempatan untuk mencari kuntungan dengan cara membeli BBM dengan Menggunakan Kenderaan, lalu setelah Tanki Kenderaan Terisi Penuh, BBM kemudian di Keluarin kembali dari dalam tanki untuk dipindahkan ke dalam drigen-derigen yang mereka namakan istilah ini dengan “Menyuling”.
Tidak Sedikit keuntungan yang mereka peroleh dari cara ini, karena mereka menjualnya kembali kepara pedagang BBM Eceran yang datang dari Pedesaan-Pedesaan dengan harga yang cukup tinggi. harga BBM dari SPBU mereka Beli dengan Harga Rp.4.500,- dan mereka menjualnya dengan Harga Rp.6000-6.500,-.
Masyarakat banyak yang berkomentar saat ditanyai tentang kesulitannya mendapatkan BBM ini, “Jika begini Susahnya untuk mendapatkan BBM lebih baik naikkan saja harga BBM asal Tidak dipersulit untuk memperoleh BBM” ada juga yang berpendapat “Jika BBM naik, Pemerintah Harus Memperhatikan Masyarakat Pedesaan yang Jauh untuk Menjangkau SPBU sebagai Tempat Pembelian BBM”
Akibat dari sulitnya mendapatkan BBM, masyarakat harus rela menunggu antrian yang panjang akibat dari ramainya para Suling’ers (Pengisian BBM dengan Kenderaan lalu mengisinya kembali kedalam Derigen).sampai kapan pemerintah dapat menyelesaikan persoalan BBM ini, Apakah akan Ada lagi Aksi-Aksi Demonstrasi tentang BBM..?
Kita lihat perkembangan dan bagaimana solusi dari Pemerintah.
0 comments:
Post a Comment