Ini setelah warga sempat protes, sebelum pertemuan berakhir di kantor Camat Siantar Martoba, Selasa 14 Februari 2012. Beberapa warga menilai pertemuan mengambang, karena tak ada hasil konkrit. Karena penjelasan yang diberikan Ameng selaku pimpinan umum Siantar Water Park justru menguntungkan perusahaan yang terletak di Jalan Rakutta Sembiring tersebut.
“Kami meminta ada kepastian kapan diterima,” ujar Fransiskus Silalahi, salah seorang perwakilan warga.
Sebelumnya, Ameng mengatakan, lamaran itu langsung diterima pihaknya, namun sebanyak tiga orang dan besok akan dipanggil, sementara sisanya secara bertahap. Namun warga menilai keputusan itu terkesan diskriminasi, dan akan mundur. Warga juga menyinggung adanya kesepakatan pada pertemuan sebelumnya, jika ketujuh lamaran itu diterima.
Akhirnya Ameng mengatakan, ketujuhnya diterima, dan perusahaan yang menetukan dimana lokasinya. Pertemuan ini dihadiri Kapolres Pematangsiantar, AKBP Alberd Sianipar, Asisten I, Djumadi, Camat Siantar Martoba, Rapidin Saragih. Hanya saja pertemuan yang berlangsung terkesan monoton dan seperti acara seremonial.
Sebelumnya, Camat Siantar Martoba, Rapidin Saragih mengatakan pertemuan ini difasilitasi sesuai kesepakatan pada 3 Februari 2012. Menurutnya, ada beberapa kesepakatan jika warga sekitar akan diterima bekerja, pihak pengusaha akan memberikan diskon bagi warga sekitar lokasi Siantar Water Park, termasuk program penghijauan.
Dia menilai ada miskomunikasi, karena sesuai laporan pengusaha, jika warga Kecamatan Siantar Martoba yang dipekerjakan sebanyak 20 orang. Menurutnya, tenaga kerja di Siantar Water Park 70 orang.
Sementara Ameng menuturkan, Siantar Water Park buka bulan November 2011. Dia mengatakan, sekitar 95 persen pekerja berasal dari Pematangsiantar, dan mengutamakan daerah Siantar Martoba.
“Kami tetap menerima pegawai baru, dan silahkan melamar sesuai prosedur perusahaan,” ujarnya, dan menyinggung adanya rencana pembangunan plaza bulan Maret ini.
Warga khususnya dari Kelurahan Naga Pita juga menyinggung adanya pembayaran uang Rp 2 – 3 juta, agar diterima. Warga lainnya menyampaikan jika pekerja umumnya dari Kelurahan Sumber Jaya dan Naga Pitu.
Sementara Ameng mengaku perusahaan tak pernah menangih apapun. Namun menurutnya, securty harus melalui pelatihan dilakuakn Brimob dan berbiaya Rp 1 juta. Dia juga menyampaikan, perusahaan mempunyai air yang murni dan bersih, tak ada limbah.
“Surat Amdal dari Siantar dan Sumut juga sudah lengkap. Mengenai dispensasi, akan diberikan harga khusus pada warga Rp 25 ribu, ” sebutnya.
Dikatakan, untuk masuk Siantar Water Park sebesar 75 ribu, sesuai standar nasional. Hanya saja, ada penyesuaian dilakukan pihaknya. (en)
News from :
News.tobaonline.com
